Lewat Trimester Pertama : 9 Pelajaran Penting.

Akhirnya update lagi dan alhamdulillah dengan status 'resmi' melewati trimester kehamilan pertama dengan selamat dan sehat. Rasanya super lega, karena katanya yang paling rawan itu ya di 3 bulan pertama ini. Untuk gambaran, trimester pertama adalah usia janin antara 1 minggu - 13 minggu.

Trimester pertama saya cukup 'challenging', kenapa ? Karena saya muntah-muntah parah! 
Kalau ada yang bilang istilah morning sick, yang saya alami justru mual dan muntah yang terus-terusan dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi, jadi bener-bener sepanjang hari. Selain itu badan rasanya lemes banget tapi bukan capek. Lemesnya agak beda, rasanya kayak habis disedot tenaganya padahal nggak habis ngapa-ngapain juga. Tapi ada beberapa pelajaran berharga yang saya dapet selama trimester pertama kemarin.

1. Hamil itu berdua sama suami, bukan sendirian.

Kenapa saya bilang berdua? Karena satu-satunya support system yang paling berpengaruh supaya terus kuat melewati masa-masa 'pancaroba'-nya badan sendiri itu ya suami. Bayangin kalau kita lagi mual-mual sampai muntah dan susah makan, pasti ada aja makanan yang lebih diinginkan untuk dimakan saat itu (pengen yang berkuah, atau asam, atau manis, atau panas, dsb) yang paling dekat dan bisa bantu ya suami secara kita mau bergerak beli keluar aja lemes dan nyium bau bumbu dapur yang terlalu menyengat bisa makin mual. Belum kalau tiba-tiba muntah tapi belum sampai ke kamar mandi. Bayangin kalau suami kurang peka atau bahkan nggap pengertian, yang ada makin stress menghadapi perubahan badan sendirian.


2. Komunikasi dengan atasan

Untuk perempuan hamil yang bekerja, salah satu yang paling bikin takut adalah reaksi di tempat kerja, terutama atasan. Emang sih, ini lumayan bikin takut dan kepikiran macem-macem. Gimana kalo gini, gimana kalo gitu. Dan memang atasan tipenya macem-macem, tapi apapun tipe atasannya menurutku kita harus tetap berusaha mengkomunikasikan apapun yang terkait tentang kondisi kehamilan dan kesehatan kita. Keselamatan kita di tempat kerja yang menjamin atasan lho. Simpelnya, coba pakai mindset apapun reaksi pak/bu boss dengan kondisi kehamilan kita (apa lagi kalau dinyatakan rawan/harus bedrest oleh dokter) kalau ada kenapa-kenapa dengan kesehatan kita dan bayi diperut kita kan yang ngerasain sakitnya dan menanggung kita sendiri jadi jangan sampai kita menyesal.


3. Komunikasi dengan rekan kerja (terutama yang satu tim)

Ini juga cukup bikin bikin bingung, tapi percayalah mereka juga pasti akan ikut senang dengan kehamilan kita, dan kita juga harus info jika ada kondisi khusus selama kehamilan supaya mereka mengerti kondisi dan keterbatasan kita selama periode ini.


4. Jangan minum sembarangan obat.

Malah jangan sampai minum obat saat hamil, begitu saran ibu saya. Kalaupun ada kondisi khusus yang mengharuskan minum obat, selalu konsultasi dengan dokter kandungan.


5. Omongan orang sekitar kadang malah bikin stress!

True story.
Saat saya mual-mual dan susah makan, orang-orang disekitar banyak yang kasih saran ini itu. Nggak sedikit yang malah komentar "Ih kasian bayi di perut kalo kamu makan cuma segitu", "Minum susu dong, dipaksain aja. Nggak kasihan sama bayinya?", "Duh nggak minum vitamini merek ini aja? Lebih oke lho", dan banyak lagi. Iya sih mungkin maksudnya baik, dan namanya calon ibu (apa lagi pertama kali hamil) pasti guideless dan ingin yang paling baik. Tapi kalau setelah minum susu atau setelah dipaksa makan lebih banyak kita malah jadi muntah kan justru lebih nggak ada yang masuk kan?
Lagipula menurut dokter kandungan saya, di trimester pertama janin lebih banyak mengambil nutrisi dari tubuh ibunya. Selama ibunya masih bisa makan (meskipun dikit-dikit) dan tidak dehidrasi, serta ukuran janin sesuai usia kandungan, sebaiknya nggak usah panik. Yang penting kualitas makanan yang masuk bagus. Kalo soal vitamin, selama mengandung yang paling penting itu Asam Folat, kalau zat besi dll ngepas atau agak kurang sebenarnya janin kita tidak akan terlalu beresiko (yang berasa lemes sih ibunya) tapi kalau asam folat yang kurang itu akan memicu kecacatan pada pembentukan janin. Jadi nggak perlu panik ketika ngeliat tabel di balik vitamin kita kok nggak lengkap-lengkap amat kayak merek vitamin sebelah yang yang disaranin orang sekitar, selama kandungan asam folatnya cukup sebenarnya sudah oke. Lagipula dalam makanan yang dikonsumsi juga kita dapat nutrisi kan. Saran saya : Percaya sama dokter kandungan kita, dan jangan stress.


6. Banyak baca dan jangan lupa berdoa.

Saatnya mulai banyak cari informasi tentang kehamilan dan perkembangan bayi, juga obat-obatan natural dari bahan yang biasa ada di dapur untuk berbagai keluhan selama kehamilan. Misalnya kalau flu, minum sari jahe dan coba minum infused water yang dikasih lemon untuk menggantikan air putih biasa. Minum madu satu sendok makan setiap hari juga membantu daya tahan tubuh.


7. Hindari obat jerawat dan produk pemutih kulit.

Ibu hamil itu banyak pantangan, termasuk urusan perawatan kulit. Hindari obat jerawat dan perawatan wajah yang bersifat anti acne, whitening, atau anti aging karena beresiko ke janin. Detail nama kandungannya silahkan googling sendiri ya. Jangan males baca ingredients di balik kemasan dan googling mengenai kandungan yang aman untuk ibu hamil. Kalau saya sendiri sudah langsung stop krim dokter, dan lebih memilih produk organik (sekarang banyak yang jual) dan paling sekedar facial aja.


8. Body Oil vs Body Lotion.

Ini sih pengalaman pribadi. Selama hamil rasanya kulit makin kering, mudah gatal, dan body lotion jadi nggak mempan, awalnya saya suka pakai body butter tapi selama hamil hidung saya terlalu sensitif dan nggak kuat sama bau-bauan meskipun baunya wangi. Jadilah coba pakai Coconut Oil dari Wangsa Jelita yang nggak ada wanginya. Saya pakai di badan dan di perut, paha, pantat, dan payudara sekalian jadi anti-strech mark setelah mandi dan ketika mau tidur. Pas dipakai dari habis mandi pagi dan sampai pulang kantor kulit masih lembab. Bisa juga pakai Olive Oil tipis-tipis saat kulit masih agak basah lembab (iya, minyak zaitun yang dijual di supermarket di bagian minyak-minyak itu), nggak perlu pakai merek anti strech mark oil yang dijual lumayan mahal di pasaran.



9. Jangan terlalu capek, gimanapun juga saat hamil aktivitas harus dijaga.

Ini juga salah satu yang aku pelajarin selama hamil trimester awal, saat itu ngerasa nggak mau jadi lemah dan tetep masih pengen kuat bisa ini-itu. Alhasil panik banget ketika ngeliat ada flek, dan fleknya baru berhenti ketika istirahat banyak-banyak bed rest di rumah. Masih inget seremnya dan paranoidnya ngeliat ada darah keluar, takut banget kenapa-kenapa sampai nangis dan ditenangin suami.


Comments

Popular Posts